Sabtu, 13 Februari 2016

Rapuh

Mencoba mencintai semua kekuranganmu adalah hal yg cukup sulit bagiku.
Hati mengatakan iya, sedangkan logika berteriak tidak.
Hati menyuruh untuk terus bersabar, sedangkan logika memaksa untuk berhenti.
Gengsiku dikalahkan oleh perasaan hingga aku masih tetap disini, untuk kamu. Cuma kamu.

Merindukanmu hingga larut malam menjadi hobi baruku. Walau aku tau itu sama sekali tidak berlaku untukmu.
Rindu ini memang selalu berlebihan, tidak bisa ditahan atau dilawan.
Seandainya rindu ini berbalas...

Ketahuilah bahwa hatiku tak sekuat apa yang kamu ekspektasikan. Hatiku lemah. Hatiku tak terbuat dari baja, aku bisa rapuh.
Tapi lagi lagi, perasaan ini membuat aku masih tetap disini, untuk kamu. Cuma kamu.

Aku bagaikan pohon dipinggir jalan yang tak pernah terjamah siapapun.
Tidak ada yang menyirami atau bahkan merawatnya.
Batang pohonku tak tumbang saja, aku beruntung.
Tapi sekarang daun-daunku mulai kering, sedikit lagi akan berjatuhan dan berterbangan. Aku harap kamu akan datang menyiramiku.
Tapi jika kamu tak kunjung datang, terpaksa aku harus menunggu datangnya hujan.
Jika hujan tak kunjung datang, maka aku akan berserah saja, mungkin memang takdirku seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar